Analisis Teks Ceramah "Menghargai Perbedaan Agama"
1. Tema : Toleransi
Beragama
Data :
“Agama apapun di dunia ini, pasti memiliki Tuhan yang
menciptakan mereka. Tuhan yang menjadi alasan mereka ada di dunia ini”.
2. Gagasan Pokok :
a. Mapel : Agama (PAI)
b. Materi : Kehidupan Toleransi dalam Beragama
c. Isi : Menghargai Perbedaan Beragama
Data :
“Saya akan menyampaikan ceramah dengan
judul “Menghargai Perbedaan Agama”. Menghargai adalah menghormati segala
sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam
kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan
menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan
dari sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian. ”
3. Permasalahan Aktual
a. Judul Berita : Melihat
Toleransi Beragama di Kota Syariat Islam...
b. Sumber : http://regional.kompas.com/read/2017/09/12/18482451/melihat-toleransi-beragama-di-kota-syariat-islam.com
c. Tanggal Publikasi
: 12-09-2017
v Data Berita Asli
:
LHOKSEUMAWE, KOMPAS.com – Tiga rumah ibadah berdiri megah di
Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun
puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari
rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada
di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan
khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus
wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak
atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan,
ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat
kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah
mengalami gangguan apapun.
“Disini muslim nyaris 100 persen.
Menerapkan syariat islam, tak ada pergesekan antar-pemeluk agama disini”.
Terang ketua bidang pendidikan Vihara Lhokseumawe itu.
Di Lhokseumawe tercatat 240 kepala
keluarga adalah pemeluk agama Buddha.
Hamdan, salah satu umat kristiani di
Lhokseumawe merasakan tak ada kendala apapun saat melakukan ibadah di gereja.
“Kita ini bersaudara,” katanya.
Dia menceritakan, ketika kerusuhan Mei
1998 pecah, tak ada satupun warga nonmuslim diganggu.
“Gereja kami utuh, tak ada yang
merusak dari dulu sampai kini,” katanya.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan
rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan
Hindu 10 jiwa.
Wali Kota Lhokseumawe Suaidi Yahya
menyebutkan, toleransi umat beragama di Lhokseumawe tak perlu diragukan lagi.
“Kalau kita masih berbicara perbedaan,
maka itu tak akan slesai-selesai. Dari zaman konflik dulu sampai sekarang
masyarakat pemeluk agama selalu rukun
dan damai di kota ini,” katanya.
Ketika berbicara tentang toleransi di
Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama
menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia.
Penulis : Kontributor Lhokseumawe,
Masriadi
Editor : Farid Assifa
v Data Ringkasan
Berita :
Tiga rumah ibadah
berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung
itu dibangun puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan
dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari
rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada
di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan
khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus
wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak
atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan,
ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat
kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah
mengalami gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
Lhokseumawe menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan
rincian pemeluk agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan
Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di
Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama
menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia
4. Informasi Teks
Ceramah
v Informasi
berdasarkan fungsi : Informasi yang menambah pengetahuan
Data : Dengan menghargai
orang lain, maka orang lain juga akan menghargai kita
v Informasi
berdasarkan format penyajian : tulisan
v Informasi
berdasarkan lokasi peristiwa : nasional
Data : Perbedaan
di Negara Indonesia kita yang
tercinta ini, tak dapat dihilangkan atau dihapuskan karena masing-masing orang
memiliki pendirian yang berbeda sehingga satu-satunya jalan adalah dengan
saling menghormati.
v Informasi
berdasarkan bidang kehidupan : budaya
Data : Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa
yang menerapkan ajaran tenggang rasa.
v Informasi
berdasarkan kepentingan : informasi yang menyangkut perubahan dan pengaruh pada
kehidupan pembaca
Data : Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau
milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini.
Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap
apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita
sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang
lain maka orang lain juga akan berbuat demikian.
v Informasi
berdasarkan penyampaian : Informasi yang disediakan setiap saat
Data : Menghargai juga
sangat penting diterapkan di kehidupan sehari-hari terlebih kita ini adalah
Bangsa Indonesia.
5. Struktur Teks
Ceramah
v Pembuka
a. Salam pembuka
Data : Selamat pagi
b. Sapaan
Data : Yang saya hormati, guru Bahasa
Indonesia
Yang
saya banggakan teman-teman sekalian
c. Menanyakan Keadaan
Data : Bagaimana
kabarnya hari ini?, saya harap baik-baik saja.
d. Ucapan Syukur
Data : Pertama-tama,
marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya lah, kita dapat berkumpul di sini pada pagi hari
ini.
e. Ucapan Terima
Kasih
Data : Saya
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa Indonesia dan
teman-teman sekelas yang telah memberikan saya kesempatan untuk menyampaikan
ceramah saya ini.
f. Harapan
Data : Sebelum
itu, Saya berharap apa yang saya sampaikan hari ini dapat bermanfaat dan saya sangat
senang jika
ceramah saya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari.
v Isi
1. Isi (Pengantar
Materi) :
a. Judul Teks
Ceramah : Menghargai Perbedaan Beragama
Data : Saya akan
menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”
b. Tema materi :
Toleransi Beragama
Data : Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai Perbedaan Agama”. Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting
dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan
menghargai kita. Sikap apa yang kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari
sikap kita sehari-hari kepada orang lain. Jika kita bersikap baik dan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan berbuat demikian.
c. Pentingnya Materi
: Menambah pengetahuan tentang pentingnya toleransi
Data : Menghargai orang lain sangat penting
dalam kehidupan ini. Dengan menghargai orang lain maka orang lain juga akan
menghargai kita.
d. Metode Ceramah
Data : Sebelum saya memberikan contoh kehidupan
bertoleransi antar agama, dari sini
apa ada yang ditanyakan ?
2. Isi (Materi Inti)
:
a. Masalah aktual
Data :
Tiga rumah ibadah berdiri megah di
Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun
puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari
rumah ibadah itu terdapat masjid di Pusong.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada
di sudut kota. Saban akhir pekan, jemaat berdatangan kesana. Tak ada pengamanan
khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus
wihara Lhokseumawe, mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak
atau tahun baru, itu masyarakat muslim turut
bantu. Mareka membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan,
ini sudah puluhan tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat
kristen melaksanakan ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah
mengalami gangguan apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe
menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk
agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di
Aceh, Lhokseumawe bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama
menyatu dalam pelukan muslim dan payung kebhinekaan Indonesia.
b. Tanggapan tentang
masalah
Data : setuju
dengan toleransi antar umat beragama karena dengan adanya toleransi dapat
menegakkan persatuan dan kesatuan di Indonesia .
c. Fakta
Data : Tiga rumah ibadah berdiri megah
di Desa Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun
puluhan tahun lalu dan saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
3. Penutup :
v Kesimpulan
Data : Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang menerapkan ajaran
tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat dibutuhkan jika kita sedang
menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa perbedaan itu bukanlah
suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi, jangan sampai kita
mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
v Ucapan terima
kasih
Data : Saya berharap ceramah saya akan berguna dalam kehidupan kita. Atas
waktu dan perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
v Permohonan maaf
Data : Jikalau ada salah kata saya ucapkan permohonan maaf yang
sebesar-besarnya.
v Salam penutup
Data : Selamat Pagi.
6.
Kaidah Kebahasaan:
1. Kalimat imperatif
1. Kalimat imperatif
·
Perintah Biasa
Semua manusia sama di
mata tuhan, maka biasakanlah
menerapkan kehidupan toleransi antar sesama.
·
Ajakan
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa...
·
Larangan
Jadi, jangan sampai kita
mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
2.
Menggunakan kata ganti
·
Kata ganti orang pertama tunggal
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
·
Kata ganti orang
kedua jamak (Kata sapaan)
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
3.
Menggunakan kata-kata teknis
·
Bidang keagamaan
a) Salat
sa·lat n Isl 1 rukun Islam kedua, berupa ibadah
kepada Allah Swt., wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf, dengan syarat,
rukun, dan bacaan tertentu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam; 2
doa kepada Allah.
Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari menghadap ke arah kiblat...
b) Kiblat
ki-blat n 1 arah ke Kakbah di Mekah(pada waktu salat); 2
arah; jurusan; mata angin; ber-ki-blat v berarah; menuju; pendirian itu tampaknya~kepada perdamaian dunia; me-ngi-blat-kan v
mengarahkan ke kiblat.
Data:
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari
menghadap ke arah kiblat...
4. Menggunakan kata
kerja mental
·
Persepsi
Data :
...maka orang lain juga akan
menghargai dan memperhatikan
kita.
·
Kognisi
Data ;
Bahkan, ada beberapa orang yang berpendapat bahwa berbeda itu adalah suatu kewajiban.
·
Afeksi
Data : Saya sangat senang jika ceramah saya akan berguna dalam...
7. Teks
Ceramah Keseluruhan :
Selamat pagi,
Yang saya hormati, guru Bahasa Indonesia, dan
Yang saya banggakan teman-teman sekalian.
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya lah, kita dapat
berkumpul di sini pada pagi hari ini.
Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada guru Bahasa
Indonesia dan teman-teman sekelas yang telah memberikan saya kesempatan untuk
menyampaikan ceramah saya ini.
Bagaimana kabarnya hari ini?, saya harap baik-baik saja.
Saya akan menyampaikan ceramah dengan judul “Menghargai
Perbedaan Agama”
Sebelum itu, Saya berharap apa yang saya sampaikan hari
ini dapat bermanfaat dan saya sangat senang jika ceramah saya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari
Menghargai adalah menghormati segala sesuatu hasil atau
milik orang lain. Menghargai orang lain sangat penting dalam kehidupan ini. Dengan
menghargai orang lain maka orang lain juga akan menghargai kita. Sikap apa yang
kita peroleh dari orang lain adalah cerminan dari sikap kita sehari-hari kepada
orang lain. Jika kita bersikap baik dan menghargai orang lain maka orang lain
juga akan berbuat demikian.
Menghargai juga sangat penting diterapkan di kehidupan
sehari-hari terlebih kita ini adalah Bangsa Indonesia. Bangsa yang terdiri dari
beragam-ragam ras, suku, bahasa, dan agama. Seperti semboyan Negara kita
Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Persatuan ini, hanya bisa
terjadi jika kita saling menghormati satu sama lain. Perbedaan di Negara
Indonesia kita yang tercinta ini, tak dapat dihilangkan atau dihapuskan karena
masing-masing orang memiliki pendirian yang berbeda sehingga satu-satunya jalan
adalah dengan saling menghormati. Bahkan, ada beberapa orang yang berpendapat
bahwa berbeda itu adalah suatu kewajiban. Karena, dengan adanya suatu
perbedaan, kita dapat belajar untuk saling mengenal. Dengan adanya perbedaan,
kita bisa dikenang dengan ciri khas masing-masing. Dengan adanya perbedaan,
kita memiliki hidup yang jauh lebih berwarna dan lebih seru.
Kita tak perlu membeda-bedakan orang lain. Seperti
mengatakan dia itu berkulit hitam, dia itu kulit putih. Lalu, kenapa dengan
kulit hitam dan putih? Lagipula, perbedaan itu bukanlah suatu penyakit menular
yang harus dihindari. Jadi mengapa kita tak ingin berdekatan dengan orang lain
yang berbeda ras, agama, suku, ataupun budayanya? Mengapa masih
mempermasalahkan agama jika pada dasarnya semua agama adalah pendirian yang
terbentuk dari rasa terima kasih manusia kepada penciptanya?Semua manusia sama saja di mata Tuhan,
maka biasakanlah menerapkan kehidupan toleransi antar sesama. Saya akan
memberikan contoh kehidupan bertoleransi antar agama.
Sebelum saya memberikan contoh kehidupan
bertoleransi antar agama, dari sini apa
ada yang ditanyakan ?
Tiga rumah ibadah berdiri megah di Desa Pusong, Kecamatan
Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Gedung itu dibangun puluhan tahun lalu dan
saling berdampingan, yaitu satu wihara dan dua gereja.
Satu gereja milik Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
dan satu lagi Gereja Methodis Indonesia (GMI). Tak jauh dari rumah ibadah itu
terdapat masjid di Pusong. akhir pekan, jemaat berdatangan kesana.
Letak ketiga rumah ibadah itu berada di sudut kota. Saban
pengamanan khusus, mereka bisa khusuk beribadah tanpa khawatir.
Affandi Chandra, salah satu pengurus wihara Lhokseumawe,
mengatakan, toleransi beragama di daerahnya sangat tinggi.
“Bahkan kalau kita perayaan waisak atau tahun baru, itu
masyarakat muslim turut bantu. Mareka
membantu kita agar nyaman, sepeda motor kita diamankan, ini sudah puluhan
tahun,” katanya, Selasa (12/9/2017).
Perlakuan yang sama ketika umat kristen melaksanakan
ibadah pada Minggu di dua gereja itu. Mereka tak pernah mengalami gangguan
apapun.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Lhokseumawe
menyebutka total penduduk kota itu sebanyak 205.462 jiwa dengan rincian pemeluk
agama Islam 203.783 jiwa, Katolik 185 jiwa, Buddha 718 jiwa dan Hindu 10 jiwa.
Ketika berbicara tentang toleransi di Aceh, Lhokseumawe
bisa dijadikan salah satu rujukan. Disana, umat beragama menyatu dalam pelukan
muslim dan payung kebhinekaan Indonesia
Teman-teman,
Agama apapun di dunia ini, pasti memiliki Tuhan yang
menciptakan mereka. Tuhan yang menjadi alasan mereka ada di dunia ini. Hanya
saja, masing-masing agama memiliki nama tersendiri untuk Tuhan mereka.
Contohnya Islam memiliki Allah.
Agama apapun, pasti memiliki suatu benda yang dianggap suci
atau sakral contohnya kitab yang harus dihormati. Contohnya saja orang Islam
pasti tidak mau kitab Al-Qur’an di bakar. Begitu juga orang Kristen yang
menuntut agar orang beragama lain tidak membakar Al-Kitab. Mengapa kita tak
belajar untuk menghormati? Menghormati masing-masing benda dan kitab yang oleh
masing-masing pihak dianggap suci.
Agama apapun, melarang umatnya untuk membunuh. Jadi, jika
ada seseorang yang meledakkan suatu tempat dan dengan bangga menyatakan bahwa
ia melakukan hal itu untuk agamanya, orang itu sebenarnya tidak memiliki agama.
Bagaimana ia bisa mengatakan bahwa Tuhan memerintahkannya untuk membunuh?
Masing-masing agama, memiliki cara tersendiri untuk berdoa.
Jika di dalam agama Islam, biasanya salat 5 kali sehari menghadap ke arah
kiblat dan pada hari Jumat khusus untuk yang laki-laki wajib mengikuti salat
Jumat. Sedangkan, biasanya umat Kristen beribadah hari Sabtu atau minggu
bersama di Gereja atau Kapel. Mengapa kita harus mengolok-olok cara mereka
berdoa atau waktu mereka berdoa. Beberapa pihak tak bertanggung jawab
mengatakan bahwa orang Islam beribadah salat Jumat untuk menyembah Dewi Freja.
Karena hari Jum’at dalam bahasa Inggris adalah Friday yang awalnya
berasal dari kata Freja. Sedangkan pihak lainnya juga mengatakan bahwa
umat Kristen beribadah kepada dewa matahari karena beribadah di hari minggu
yang dalam bahasa Inggris adalah Sunday. Berasal dari kata Sun
dan day.Sun berarti matahari. Mengapa harus mempermasalahkan hal
itu? Berdoa adalah suatu kegiatan bercakap-cakap dengan Tuhan entah itu
berterima kasih ataupun meminta sesuatu. Perlu diingat sekali
lagi bahwa Tuhan itu, lebih hebat dari pada swalayan 24 jam yang di hari besar
atau jika ada bencana alam tutup. Tuhan itu, selalu ada, setiap saat,
dimanapun, kapanpun.
Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang
menerapkan ajaran tenggang rasa. Rasa toleransi ini, sangat dibutuhkan jika
kita sedang menghadapi perbedaan. Sekali lagi perlu diingat bahwa perbedaan itu
bukanlah suatu penyakit menular yang harus dihindari. Jadi, jangan sampai kita
mengacuhkan atau mengucilkan orang yang berbeda dari kita.
Saya rasa sekian ceramah saya. Saya berharap ceramah saya
akan berguna dalam kehidupan kita. Atas waktu dan perhatian yang telah anda berikan, saya ucapkan terima kasih.
Selamat pagi
Kelompok 1 :
1. Annida Sefia Salsabilarahma (07)
2. Dicky Ardiansyah (16)
3. Gregorius Filio Yuba (23)
4. Limfi Vilanita (26)
5. Tafana Regitta Farentya (36)
Komentar
Posting Komentar